Kamis, 01 November 2012

Sang Katalisator, Motivator, dan Dinamisator Pembangunan Masyarakat


 
Sang Katalisator, Motivator, dan Dinamisator Pembangunan Masyarakat
Makalah disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen Pengampu : R. Suyono S, Pd. M, Pd.

Disusun Oleh :
Nama    : Atika Zaqiyatut  T. H.
NPM     :11310025
                         Kelas    : 2I

Pendidikan Matematika
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP PGRI Semarang
2012


BAB I
PENDAHULUAN
A.      Alasan memilih Judul
Dari judul yang ada pada makalah ini, pastilah anda bertanya-tanya siapakah orang atau sosok yang dimaksud sang katalisator, motivator, dan dinamisator pembangun masyarakat itu?
Sosok sang katalisator, motivator, bahkan dinamisator pembangunan masyarakat itu merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Sosok ini dibutuhkan guna mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat.
Sang katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat itu adalah guru. Mengapa demikian? mengapa tidak  profesi atau jabatan yang lain? Padahal banyak profesi yang ada di masyarakat yang memiliki jabatan/pangkat yang lebih dari seorang guru.
Selain bertugas merencanakan dan melaksanakan tugas pembelajaran, guru sebagai tenaga profesional juga harus melakukan pengabdian pada masyarakat sekitar daerahnya atau pun masyarakat luas.
Guru dianggap ikut andil atau berperan dalam pembangunan masyarakat baik pembangunan dalam bentuk moral, intelektual, bahkan spiritual.Tanpa adanya seorang guru, manusia di dunia ini tidak mengerti apa-apa. Sehingga jelas bahwa manusia disebut sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari manusia lain. Bahkan seorang presiden pun tidak akan mempunyai ilmu, wawasan, dan pengetahuan tanpa adanya peran guru.Begitu juga tokoh-tokoh di dunia ini.
Pada era globalisasi ini guru memiliki arti yang lebih luas. Guru tidak hanya memberikan pengajaran di sekolah saja. Seseorang yang memberikan pengarahan, nasehat, dorongan atau motivasi pun dapat disebut dengan guru.
Di lingkungan masyarakat guru merupakan profesi yang mulia. Kemuliaan itu ditunjukkan dengan dihormatinya profesi guru dengan banyaknya guru yang menjadi tokoh masyarakat. Guru yang menjadi tokoh masyarakat misalnya seorang ibu guru yang menjadi ketua PKK, seorang bapak guru yang menjadi ketua RT atau pun RW, dan sebagainya. Seorang ibu guru yang menjadi ketua PKK harus memiliki banyak pengetahuan, pengalaman, dan ilmu. Pengetahuan yang dimiliki dapat disebarluaskan kepada masyarakat agar masyarakat lebih maju dan mengalami perubahan menuju yang lebih baik. Itulah sebabnya guru disebut juga sebagai katalisator pembangunan masyarakat, karena guru berperan dalam proses perubahan menjadi lebih baik di kehidupan masyarakat.
Guru juga memiliki singkatan khusus dalam bahasa jawa yaitu “digugu dan ditiru”. Setiap gerak gerik seorang guru menjadi panutan siapa saja tidak hanya peserta didiknya saja. Guru dianggap banyak wawasannya sehingga masyarakat dengan mudah menuruti apa yang dikatakan oleh seorang guru. Kewibawaan, tanggung jawab, disiplin ,dan kepribadian yang dimilikinya pun dapat membuat masyarakat percaya akan sosok seorang guru. Baik tidaknya masyarakat juga tergantung dari bagaimana guru dapat mengabdikan diri ke masyarakat tersebut. Pembangunan yang dapat dilakukan oleh guru misalnya dengan menyebarluaskan ilmu yang didapat. Dengan ilmu tersebut masyarakat akan lebih mengerti dan terbuka wawasannya. Guru juga dapat membentuk kelompok-kelompok belajar, kelompok-kelompok usaha kecil, dan dapat juga mengenalkan teknologi kepada masyarakat. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa guru sebagai motivator dan dinamisator pembangunan masyarakat yang memberikan dorongan melalui kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.Pembangunan tidak hanya dilakukan secara fisik semata namun pembangunan moral, intelektual, dan spiritual juga penting. Apalagi di negara kita ini sebentar lagi memasuki dan mengalami era globalisasi, dimana jarak dan waktu tidak ada batasnnya lagi. Maka dari itu perlu adanya filter supaya bangsa kita ini tidak semakin banyak krisis/problem. Oleh karenanya kita sebagai calon pendidik juga harus mau ikut andil dalam upaya pembangunan masyarakat.Banyak hal yang dapat dilakukan selain hal-hal diatas tadi. Penjelasan yang lebih detail dan lengkap akan dibahas pada bab selanjutnya.
B.       Rumusan masalah
1.      Mengapa guru menjadi katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat?
2.      Bagaimana peran guru sebagai katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat?
3.      Bagaimana hubungan kompetensi yang harus dimiliki guru dengan kehidupan yang ada di masyarakat?

C.       Tujuan
1.      Mengetahui arti penting guru dalam kehidupan bermasyarakat
2.      Mengetahui seberapa efektifkah peran guru di lingkungan masyarakat
3.      Mengetahui hubungan kompetensi yang dimiliki guru dengan kehidupan di masyarakat


BAB II
LANDASAN TEORI

Guru merupakan tenaga profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Suja’i, 2011: 2).Guru juga harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Peranan guru dalam kehidupan bermasyarakat dapat dilihat dari berbagai tugas yang dimilikinya. Tugas itu misalnya guru sebagai :
a.         Katalisator adalah seseorang atau sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu peristiwa (Alwi, 2002: 515).
b.        Motivator adalah orang yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak; atau petugas yang ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi kepada calon akseptor keluarga berencana (Alwi, 2002: 756).
c.         Dinamisator merupakan seseorang atau sesuatu yang menimbulkan (menjadikan) dinamika; hal yang menyebabkan timbulnya tenaga untuk selalu bergerak (Alwi, 2002: 265)
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika (http://pakguruonline.pendidikan.net).
Selain itu, guru merupakan profesi yang harus memiliki beberapa kompetensi keguruan. Kompetensi-kompetensi itu misalnya kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Penjelasan kompetensi-kompetensi tersebut adalah sebagai berikut :
a.         Kemampuan pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b.        Kompetensi personal/kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan  berwibawa,menjadi teladan dan berakhlak mulia.
c.         Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi penbelajaran secara luas dam mendalamyang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan
d.        Kompetensi Sosial adalah kemampuan pendidik sebagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan begaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenagakependidikan, orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Suja’i, 2011: 7).
Berdasarkan kodrat manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis.  Guru harus dapat memperlakukan peserta didik secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri masing-masing. Kompetensi ini menyangkut  kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan lingkuangannya (Uno, 2011: 19).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat hanya akan berhasil apabila ada kerja sama dan dukungan yang penuh pengertian dari masyarakat dan keluarga (Uno, 2011: 33).
Masalah krisis yang amat kompleks dan membawa tantangan berat bagi masyarakat bangsa Indonesia, menyadarkan kita betapa sistem pendidikan yang dilakukan selama ini belum mampu membentuk pribadi yang tangguh serta mengembangkan pemikiran yang kreatif untuk memecahkan masalah krisis ekonomi. Akibatnya muncul krisis moral di masyarakat, pembantaian, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampasan hak milik orang lain terjadi dimana-mana. Ada indikasi bahwa krisis moral yang dikemukakan diatas, menandakan belum berhasilnya lembaga pendidikan membentuk pribadi anak bangsa menjadi pribadi yang bermartabat (Uno, 2011: 31).
Oleh karena itulah perlunya pembangunan masyarakat oleh guru. Sebelumnya guru harus memiliki pengetahuan tentang masyarakat agar dapat :
a.         Memahami perilaku manusia dalam masyarakat
b.        Ikut serta memperbaiki perilaku warga masyarakat secara tidak langsung. Karena ciri keterpelajaran yaitu ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah dalam masyarakat (Uno, 2011: 32).
Guru harus menggunakan posisinya untuk membangun sumber daya muda dari masyarakat agar memiliki pengetahuan dan kompetensi untuk bersaing nantinya di dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya pengetahuan moralitas, sosial, budaya, dan ekonomi kerakyatan. Karenanya guru memiliki beberapa peran penting di tengah masyarakat, antara lain:


1.        Pendidik

      Seorang guru bukan hanya mendidik anak didiknya di sekolah namun seorang guru juga harus memberikan pendidikan umum kepada masyarakat sekitarnya agar apa yang diajarkan kepada siswanya dapat disambut baik dan juga dipahami secara umum oleh masyarakat sekitar. Hal ini penting untuk meningkatkan rasa percaya masyarakat pada kemampuan seorang guru. 
2.        Penggerak Potensi
Seorang guru yang dianggap sebagai tokoh penting dalam masyarakat harus menggunakan posisi strategisnya untuk melihat bagaimana potensi yang dimiliki masyarakat sekitarnya. Terlebih jika guru tersebut berada di lingkungan yang minim SDM terpelajarnya. Karena dengan mampunya seorang guru menilik potensi masyarakatnya ini akan menjadi modal penting bagi pendidikan di daerah tersebut karena dapat digunakan sebagai arah tujuan kemana peserta didik ini akan diarahkan.
3.        Pengatur Irama
Dianalogikan seperti seorang komposer yang membangun musik dari berbagai alat musik yang ada. Tanpa adanya seorang komposer bisa dipastikan dengan banyaknya jenis alat musik yang ada tidak akan menghasilkan nada yang diinginkan. Begitu pula fungsi guru dalam masyarakat sebagai pengatur irama. Seorang guru harus mampu mengajak masyarakat yang heterogen untuk melakukan fungsi masyarakatnya dalam hidup berbangsa dan bernegara. Karena tidak semua masyarakat tahu bagaimana hak dan kewajibannya.
4.        Penengah Konflik
Masyarakat yang heterogen atau terdiri dari berbagai macam etnis budaya yang berbeda biasanya akan memiliki tingkat ego yang berbeda. Masalah akan muncul ketika ego di sini bertentangan dan konflik baru. Disinilah peran guru sebagi pengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan kepala dingin, mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah, mengutamakan pendekatan psikologi persuasif daripada emosional oportunis sangat dinantikan demi tercapainya kerukunan warga.
5.        Pemimpin kultural
Peran-peran diatas dengan sendirinya menempatkan seorang gurusebagai pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah secara alami, bakat, potensi, aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam pemberdayaan potensi masyarakat. Seorang guru lebih enjoy bersama rakyat yang bebas dari kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab (http://www.inoputro.com).
Pendidikan juga mempunyai misi pembangunan. Mula-mula pembangunan manusianya, selanjutnya manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan. Pembangunan yang dimaksud baik yang besasaran lingkungan fisik maupun yang bersasaran lingkungan misalnya diri manusia itu sendiri. Jika manusia memiliki jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka diharapkan lingkungannya akan terbangun dengan baik (Tirtarahardja, 2008: 317).
Beberapa hal yang menjadi sorotan masyarakat terhadap guru:
1.        Sikap dasar
Postur psikologia yang akan nampak dalam maslah-maslah yang penting, seperti keberhasilan, kegagalan, penbelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan dan diri.
2.        Bicara dan gaya bicara
Penggunaan bahas sebagai alat berpikir

3.        Kebiasaan bekerja
Gaya yang dipakai seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya
4.        Sikap melalui pengalaman dan kesalahan
Pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan
5.        Pakaian
Perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadiannya
6.        Hubungan kemanusiaan
Diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana berperilaku
7.        Proses berpikir
Cara yang digunakan oleh pikiran dalam mengjhadapi dan memecahkan masalah
8.        Perilaku neurotis
Suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain
9.        Selera
Pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki pribadi yang bersangkutan
10.    Kesehatan
Kualitas tubuh, pikiran, dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup
Kunci utama keberhasilan guru dalam mencerdaskan Bangsa, mencerdaskan tidak hanya otak saja melainkan kesatuan dari kecerdasan intelegtual, moral, dan spiritual. Dalam mencerdaskan bangsa (kecerdasan otak dan hati) ada kunci utama sebagai seorang guru yang dirumuskan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
Ing ngarso sung tulodo di depan memberi teladan. Guru sebagai teladan sangat dibutuhkan untuk memberi contoh kebiasaan-kebiasaan baik yang akan membentuk karakter peserta didiknya.
Ing madyo mangun karso, ditengah membangun kreativitas. Seorang guru juga harus kreatif. Pembuatan blog oleh guru akan membuat anak didik termotivasi untuk memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif, memotivasi mereka untuk meningkatkan pengetahuannya. Penggunaan media pembelajaran yang kreatif oleh guru juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Terakhir tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan. Guru harus mampu memberikan dukungan motivasi ketika di belakang. Seorang guru pada masa ini dituntut mampu menjadi motivator bagi anak didiknya karena tanpa adanya motivasi seringkali para siswa malas bahkan tidak memahami tujuannya ke sekolah (belajar)(http://trisniatma.com).


BAB III
PEMBAHASAN

Profesi menjadi guru adalah hal yang menjadi dambaan kebanyakan orang saat ini. Hal ini dikarenakan pemerintah mengadakan program sertifikasi yang menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru, serta berfungsi untuk meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Yang lebih penting bukanlah berapa banyak gaji yang diperoleh guru melalui sertifikasi tersebut. Tetapi seberapa besar andil atau peran guru dalam membangun masyarakat.
Setiap profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi itu. Sebagai profesi yang mulia guru harus menjadi teladan baik di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya, tetapi jangan sampai hal itu menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Tuntutan akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding dengan profesi lain.
Ungkapan yang sering kita dengar bahwa “guru bisa digugu dan ditiru” digugu maksudnya bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan pola hidupnya bisa ditiru, dicontoh atau diteladani. Guru juga sering dijadikan panutan masyarakat. Untuk itu  guru harus mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dalam masyarakat tempat melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Sebagai manusia biasa guru memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan. Tak ada gading yang tak retak itulah peribahasa yang cocok buat profesi guru bahkan profesi yang lain. Guru juga memiliki kelemahan, dan kekurangan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Guru yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan tidak mengulanginya.
Keluwesan, kemudahan, dan kemampuan dalam bergaul atau berinteraksi dengan masyarakat harus dimiliki guru agar pergaulannya tidak kaku dan agar guru dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Jika proses interaksi berlangsung lancar maka hubungan antara guru dengan masyarakat itu pun akan lancar, begitu pula sebaliknya.
Jika tahap interaksi antara guru dengan masyarakat berlangsung baik maka guru dapat melaksanakan peranannya dengan baik pula. Peranan guru dalam kehidupan masyarakat adalah sebagai katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat. Peranan guru sebagai katalisator adalah sebagai pembaharu. Guru berperan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak hanya intelektual saja, tetapi berbagai perubahan yang lain juga perlu. Misalnya perubahan moral, spiritual, sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya. Seorang guru dapat menjadi pembaharu melalui pengetahuan atau wawasan yang dimiliki dengan cara menyebarluaskan melalui perkumpulan-perkumpulan masyarakat setempat, kegiatan-kegiatan kepemudaan, atau bahkan bisa juga melalui sosialisasi. Di masa globalisasi ini masyarakat khususnya kaum pelajar/pemuda lebih membutuhkan pembangunan dalam aspek moral. Mengapa demikian? Semakin mendekatnya era global, teknologi yang ada semakin tidak mempunyai kendali. Kebudayaan barat yang ada telah masuk ke dalam kebudayaan bangsa kita. Keadaan ini membuat moral pelajar bangsa kita semakin carut marut. Oleh karenanya perlu adanya penyaringan khusus. Sekarang peran guru juga penting untuk membantu pelajar untuk menyaring hal-hal negatif selain peran keluarga itu sendiri.
Peran kedua dari seorang guru di dalam kehidupan masyarakat yaitu sebagai motivator. Motivator disini guru berperan sebagai penggerak atau pendorong masyarakat agar lebih maju. Guru dituntut untuk menggerakkan potensi-potensi masyarakat yang ada, terutama potensi Sumber Daya Manusianya (SDM). Atau bisa juga potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki daerah dimana guru bertugas atau bertempat tinggal. SDM maupun SDA tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan misalnya kegiatan usaha, kegiatan kepemudaan, kegiatan sosialisasi kesehatan, dan lain sebagainya. Sebagai motivator, guru juga harus mengetahui kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang terdapat pada masyarakat, berupaya memberikan dorongan penggugah semangat kepada masyarakat supaya bisa mengatasi kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang muncul dalam proses pembangunan. Caranya ialah melalui komunikasi langsung, tatap muka, antarpribadi. Cara ini terbukti paling efektif, karena terdapat kontak kejiwaan yang pengaruhnya besar sekali bagi masyarakat.
Selanjutnya guru sebagai dinamisator, guru sebagai dinamisator perlu adanya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Guru berperan dalam meredam gejolak-gejolak yang ada di masyarakat. Selain itu guru juga ikut berperan aktif dalam pembangunan yang ada di masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat guru dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi tertentu agar dalam berinteraksi dengan masyarakat terjadi kemudahan, sehingga guru tidak dipandang sebelah mata. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru misalnya kompetensi pedagogik, personal, profesional, sosial. Sedangkanhubungan kompetensi yang dimiliki guru dengan kehidupan masyarakat lebih mengutamakan kompetensi sosial, dimana kompetensi ini guru harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat. Guru mengoptimalkan kemampuan tersebut untuk mendorong potensi yang ada di masyarakat.
Guru juga dapat berperan dalam kepemimpinan sosial. Kepemimpinan sosial ini misalnya guru menjadi tokoh masyarakat. Guru dianggap menjadi sosok yang dapat diteladani atau suri tauladan, dan hal ini juga membutuhkan kompetensi khusus yaitu kompetensi personal. Kompetensi personal juga penting untuk membangun kewibawaan seorang guru di mata masyarakat. Keseharian seorang guru menjadi sorotan masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap kepribadian guru misalnya dalam hal cara guru berbicara, cara berpakaian, pola berpikir, hubungan sosial dengan masyarakat, dan lain sebagainya.  Kompetensi pedagogik lebih mengarah pada intelektual seorang guru. Guru berfungsi sebagai pengatur arah, perancang bahkan pelaksana. Kinerja guru yang saling berkaitan tersebut menuntut guru untuk menjadi sosok yang profesional.Jelas bahwa Sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh bapak pendidikan kita ki hajar dewantoro bahwa kunci keberhasilan guru  ialahing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Yang artinya Ing ngarso sung tulodo di depan memberi teladan, Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kreativitas, dan yang terakhir tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan (motivator). Dan hal-hal diatas tidak lepas dari kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru.
  
BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasetiap profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti menolak profesi itu. Sebagai profesi yang mulia guru harus menjadi teladan baik di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya, tetapi jangan sampai hal itu menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali.
Selain mempunyai peran sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, bahkan sebagai peneliti. Guru memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan penting itu sebagai katalisator, motivator, dan dinamisator.Keluwesan, kemudahan, dan kemampuan dalam bergaul atau berinteraksi dengan masyarakat harus dimiliki guru agar pergaulannya tidak kaku dan agar guru dapat diterima oleh masyarakat.
Peranan guru sebagai katalisator adalah sebagai pembaharu. Guru berperan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak hanya intelektual saja, tetapi berbagai perubahan yang lain juga perlu. Misalnya perubahan moral, spiritual, sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Peran kedua dari seorang guru di dalam kehidupan masyarakat yaitu sebagai motivator. Motivator disini guru berperan sebagai penggerak atau pendorong masyarakat agar lebih maju. Guru dituntut untuk menggerakkan potensi-potensi masyarakat yang ada, misalnya potensi Sumber Daya Manusianya (SDM) atau potensi Sumber Daya Alam (SDA).
Selanjutnya guru sebagai dinamisator, guru sebagai dinamisator perlu adanya bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Guru berperan dalam meredam gejolak-gejolak yang ada di masyarakat.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru misalnya kompetensi pedagogik, personal, profesional, sosial. Sedangkan hubungan kompetensi yang dimiliki guru dengan kehidupan masyarakat lebih mengutamakan kompetensi sosial, dimana kompetensi ini guru harus mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat.
Sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh bapak pendidikan kita ki hajar dewantoro bahwa kunci keberhasilan guru  ialahing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Yang artinya Ing ngarso sung tulodo di depan memberi teladan, Ing madyo mangun karso, di tengah membangun kreativitas, dan yang terakhir tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan (motivator).

B.       Saran



a.     Kita harus lebih menghargai jasa-jasa guru kita



b.    Jangan memandang profesi guru sebelah mata



c.    Sebagai calon pendidik kita harus berupaya meningkatkan kompetensi-kompetensi yang harus kita miliki agar menjadi pendidik yang sesuai dengan tuntutan profesi

2 komentar: