Sang Katalisator,
Motivator, dan Dinamisator Pembangunan Masyarakat
Makalah
disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan
Dosen
Pengampu : R. Suyono S, Pd. M, Pd.
Disusun
Oleh :
Nama : Atika
Zaqiyatut T. H.
NPM :11310025
Kelas :
2I
Pendidikan
Matematika
Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
IKIP
PGRI Semarang
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Alasan memilih Judul
Dari
judul yang ada pada makalah ini, pastilah anda bertanya-tanya siapakah orang atau
sosok yang dimaksud sang katalisator, motivator, dan dinamisator pembangun
masyarakat itu?
Sosok
sang katalisator, motivator, bahkan dinamisator pembangunan masyarakat itu
merupakan sosok yang sangat berperan penting dalam kehidupan masyarakat. Sosok
ini dibutuhkan guna mengembangkan potensi-potensi yang ada di masyarakat.
Sang
katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat itu adalah guru.
Mengapa demikian? mengapa tidak profesi
atau jabatan yang lain? Padahal banyak profesi yang ada di masyarakat yang
memiliki jabatan/pangkat yang lebih dari seorang guru.
Selain
bertugas merencanakan dan melaksanakan tugas pembelajaran, guru sebagai tenaga
profesional juga harus melakukan pengabdian pada masyarakat sekitar daerahnya
atau pun masyarakat luas.
Guru
dianggap ikut andil atau berperan dalam pembangunan masyarakat baik pembangunan
dalam bentuk moral, intelektual, bahkan spiritual.Tanpa adanya seorang guru,
manusia di dunia ini tidak mengerti apa-apa. Sehingga jelas bahwa manusia
disebut sebagai makhluk sosial yang tidak lepas dari manusia lain. Bahkan
seorang presiden pun tidak akan mempunyai ilmu, wawasan, dan pengetahuan tanpa
adanya peran guru.Begitu juga tokoh-tokoh di dunia ini.
Pada
era globalisasi ini guru memiliki arti yang lebih luas. Guru tidak hanya
memberikan pengajaran di sekolah saja. Seseorang yang memberikan pengarahan,
nasehat, dorongan atau motivasi pun dapat disebut dengan guru.
Di
lingkungan masyarakat guru merupakan profesi yang mulia. Kemuliaan itu
ditunjukkan dengan dihormatinya profesi guru dengan banyaknya guru yang menjadi
tokoh masyarakat. Guru yang menjadi tokoh masyarakat misalnya seorang ibu guru
yang menjadi ketua PKK, seorang bapak guru yang menjadi ketua RT atau pun RW,
dan sebagainya. Seorang ibu guru yang menjadi ketua PKK harus memiliki banyak
pengetahuan, pengalaman, dan ilmu. Pengetahuan yang dimiliki dapat disebarluaskan
kepada masyarakat agar masyarakat lebih maju dan mengalami perubahan menuju
yang lebih baik. Itulah sebabnya guru disebut juga sebagai katalisator
pembangunan masyarakat, karena guru berperan dalam proses perubahan menjadi
lebih baik di kehidupan masyarakat.
Guru
juga memiliki singkatan khusus dalam bahasa jawa yaitu “digugu dan ditiru”. Setiap gerak gerik seorang guru menjadi panutan
siapa saja tidak hanya peserta didiknya saja. Guru dianggap banyak wawasannya
sehingga masyarakat dengan mudah menuruti apa yang dikatakan oleh seorang guru.
Kewibawaan, tanggung jawab, disiplin ,dan kepribadian yang dimilikinya pun
dapat membuat masyarakat percaya akan sosok seorang guru. Baik tidaknya
masyarakat juga tergantung dari bagaimana guru dapat mengabdikan diri ke
masyarakat tersebut. Pembangunan yang dapat dilakukan oleh guru misalnya dengan
menyebarluaskan ilmu yang didapat. Dengan ilmu tersebut masyarakat akan lebih
mengerti dan terbuka wawasannya. Guru juga dapat membentuk kelompok-kelompok belajar,
kelompok-kelompok usaha kecil, dan dapat juga mengenalkan teknologi kepada
masyarakat. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa guru sebagai motivator
dan dinamisator pembangunan masyarakat yang memberikan dorongan melalui
kegiatan-kegiatan yang ada di masyarakat.Pembangunan tidak hanya dilakukan
secara fisik semata namun pembangunan moral, intelektual, dan spiritual juga
penting. Apalagi di negara kita ini sebentar lagi memasuki dan mengalami era
globalisasi, dimana jarak dan waktu tidak ada batasnnya lagi. Maka dari itu
perlu adanya filter supaya bangsa kita ini tidak semakin banyak krisis/problem.
Oleh karenanya kita sebagai calon pendidik juga harus mau ikut andil dalam
upaya pembangunan masyarakat.Banyak hal yang dapat dilakukan selain hal-hal
diatas tadi. Penjelasan yang lebih detail dan lengkap akan dibahas pada bab
selanjutnya.
B. Rumusan masalah
1. Mengapa guru menjadi katalisator,
motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat?
2. Bagaimana peran guru sebagai
katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat?
3. Bagaimana hubungan kompetensi yang harus
dimiliki guru dengan kehidupan yang ada di masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting guru dalam
kehidupan bermasyarakat
2. Mengetahui seberapa efektifkah peran
guru di lingkungan masyarakat
3. Mengetahui hubungan kompetensi yang
dimiliki guru dengan kehidupan di masyarakat
BAB
II
LANDASAN
TEORI
Guru
merupakan tenaga profesional yang bertugasmerencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan,
serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Suja’i, 2011: 2).Guru
juga harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu yang mencakup tanggung
jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin. Peranan guru dalam kehidupan
bermasyarakat dapat dilihat dari berbagai tugas yang dimilikinya. Tugas itu
misalnya guru sebagai :
a.
Katalisator
adalah seseorang atau sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan dan
menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu peristiwa (Alwi, 2002: 515).
b.
Motivator
adalah orang yang menyebabkan timbulnya motivasi pada orang lain untuk
melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak; atau petugas yang ditunjuk untuk
memberikan penerangan dan motivasi kepada calon akseptor keluarga berencana
(Alwi, 2002: 756).
c.
Dinamisator
merupakan seseorang atau sesuatu yang menimbulkan (menjadikan) dinamika; hal
yang menyebabkan timbulnya tenaga untuk selalu bergerak (Alwi, 2002: 265)
Daoed
Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu
tugas profesional, tugas manusiawi, dan tugas kemasyarakatan (sivic mission).
Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama berkaitan
dengar logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan etika (http://pakguruonline.pendidikan.net).
Selain
itu, guru merupakan profesi yang harus memiliki beberapa kompetensi keguruan.
Kompetensi-kompetensi itu misalnya kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional, dan sosial. Penjelasan kompetensi-kompetensi tersebut adalah
sebagai berikut :
a.
Kemampuan
pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi
pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
b.
Kompetensi
personal/kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,
arif dan berwibawa,menjadi teladan dan
berakhlak mulia.
c.
Kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi penbelajaran secara luas dam
mendalamyang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan
d.
Kompetensi
Sosial adalah kemampuan pendidik sebagian dari masyarakat untuk berkomunikasi
dan begaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenagakependidikan,
orang tua/ wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Suja’i, 2011: 7).
Berdasarkan kodrat
manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk etis. Guru harus dapat memperlakukan peserta didik
secara wajar dan bertujuan agar tercapai optimalisasi potensi pada diri
masing-masing. Kompetensi ini menyangkut
kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan lingkuangannya (Uno, 2011: 19).
Sekolah
sebagai lembaga pendidikan yang berada di tengah-tengah masyarakat hanya akan
berhasil apabila ada kerja sama dan dukungan yang penuh pengertian dari
masyarakat dan keluarga (Uno, 2011: 33).
Masalah krisis
yang amat kompleks dan membawa tantangan berat bagi masyarakat bangsa
Indonesia, menyadarkan kita betapa sistem pendidikan yang dilakukan selama ini
belum mampu membentuk pribadi yang tangguh serta mengembangkan pemikiran yang
kreatif untuk memecahkan masalah krisis ekonomi. Akibatnya muncul krisis moral
di masyarakat, pembantaian, pemerkosaan, tawuran antar pelajar, dan perampasan
hak milik orang lain terjadi dimana-mana. Ada indikasi bahwa krisis moral yang
dikemukakan diatas, menandakan belum berhasilnya lembaga pendidikan membentuk
pribadi anak bangsa menjadi pribadi yang bermartabat (Uno, 2011: 31).
Oleh karena
itulah perlunya pembangunan masyarakat oleh guru. Sebelumnya guru harus
memiliki pengetahuan tentang masyarakat agar dapat :
a.
Memahami
perilaku manusia dalam masyarakat
b.
Ikut
serta memperbaiki perilaku warga masyarakat secara tidak langsung. Karena ciri
keterpelajaran yaitu ikut berpartisipasi dalam memecahkan masalah dalam
masyarakat (Uno, 2011: 32).
Guru harus menggunakan posisinya
untuk membangun sumber daya muda dari masyarakat agar memiliki pengetahuan dan kompetensi untuk
bersaing nantinya di dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya pengetahuan
moralitas, sosial, budaya, dan ekonomi kerakyatan. Karenanya guru memiliki
beberapa peran penting di tengah
masyarakat, antara lain:
1.
Pendidik
Seorang guru bukan hanya mendidik anak didiknya di sekolah namun seorang guru
juga harus memberikan pendidikan umum kepada masyarakat sekitarnya agar apa
yang diajarkan kepada siswanya dapat disambut baik dan juga dipahami secara
umum oleh masyarakat sekitar. Hal ini penting untuk meningkatkan rasa percaya
masyarakat pada kemampuan seorang guru.
2.
Penggerak
Potensi
Seorang guru
yang dianggap sebagai tokoh penting dalam masyarakat harus menggunakan posisi
strategisnya untuk melihat bagaimana potensi yang dimiliki masyarakat
sekitarnya. Terlebih jika guru tersebut berada di lingkungan yang minim SDM
terpelajarnya. Karena dengan mampunya seorang guru menilik potensi
masyarakatnya ini akan menjadi modal penting bagi pendidikan di daerah tersebut
karena dapat digunakan sebagai arah tujuan kemana peserta didik ini akan
diarahkan.
3.
Pengatur
Irama
Dianalogikan
seperti seorang komposer yang membangun musik dari berbagai alat musik yang
ada. Tanpa adanya seorang komposer bisa dipastikan dengan banyaknya jenis alat
musik yang ada tidak akan menghasilkan nada yang diinginkan. Begitu pula fungsi
guru dalam masyarakat sebagai pengatur irama. Seorang guru harus mampu mengajak
masyarakat yang heterogen untuk melakukan fungsi masyarakatnya dalam hidup
berbangsa dan bernegara. Karena tidak semua masyarakat tahu bagaimana hak dan
kewajibannya.
4.
Penengah
Konflik
Masyarakat
yang heterogen atau terdiri dari berbagai macam etnis budaya yang berbeda
biasanya akan memiliki tingkat ego yang berbeda. Masalah akan muncul ketika ego
di sini bertentangan dan konflik baru. Disinilah peran guru sebagi
pengah konflik yaitu mampu mencari solusi dari permasalahan yang ada dengan
kepala dingin, mengedepankan akal dan hati dari pada nafsu amarah, mengutamakan
pendekatan psikologi persuasif daripada emosional oportunis sangat dinantikan
demi tercapainya kerukunan warga.
5.
Pemimpin
kultural
Peran-peran diatas dengan sendirinya
menempatkan seorang gurusebagai pemimpin yang lahir dan muncul dari bawah
secara alami, bakat, potensi, aktualisasi, dan kontribusi besarnya dalam
pemberdayaan potensi masyarakat. Seorang guru lebih enjoy
bersama rakyat yang bebas dari kepentingan pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab (http://www.inoputro.com).
Pendidikan juga
mempunyai misi pembangunan. Mula-mula pembangunan manusianya, selanjutnya
manusia yang sudah terbentuk oleh pendidikan menjadi sumber daya pembangunan.
Pembangunan yang dimaksud baik yang besasaran lingkungan fisik maupun yang
bersasaran lingkungan misalnya diri manusia itu sendiri. Jika manusia memiliki
jiwa pembangunan sebagai hasil pendidikan maka diharapkan lingkungannya akan
terbangun dengan baik (Tirtarahardja, 2008: 317).
Beberapa hal yang menjadi sorotan
masyarakat terhadap guru:
1.
Sikap
dasar
Postur psikologia yang
akan nampak dalam maslah-maslah yang penting, seperti keberhasilan, kegagalan,
penbelajaran, kebenaran, hubungan antar manusia, agama, pekerjaan, permainan
dan diri.
2.
Bicara
dan gaya bicara
Penggunaan bahas sebagai alat berpikir
3.
Kebiasaan
bekerja
Gaya yang dipakai
seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya
4.
Sikap
melalui pengalaman dan kesalahan
Pengertian hubungan
antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari
kesalahan
5.
Pakaian
Perlengkapan pribadi yang
amat penting dan menampakkan ekspresi seluruh kepribadiannya
6.
Hubungan
kemanusiaan
Diwujudkan dalam semua
pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagaimana
berperilaku
7.
Proses
berpikir
Cara yang digunakan
oleh pikiran dalam mengjhadapi dan memecahkan masalah
8.
Perilaku
neurotis
Suatu pertahanan yang
dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain
9.
Selera
Pilihan yang secara
jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki pribadi yang bersangkutan
10. Kesehatan
Kualitas tubuh,
pikiran, dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang,
antusias dan semangat hidup
Kunci
utama keberhasilan guru dalam mencerdaskan Bangsa, mencerdaskan tidak hanya
otak saja melainkan kesatuan dari kecerdasan intelegtual, moral, dan spiritual. Dalam
mencerdaskan bangsa (kecerdasan otak dan hati) ada kunci utama sebagai seorang
guru yang dirumuskan oleh Bapak Pendidikan kita Ki Hajar Dewantara yaitu ing ngarso
sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut
wuri handayani.
Ing ngarso sung tulodo di depan
memberi teladan. Guru sebagai teladan sangat dibutuhkan untuk memberi contoh
kebiasaan-kebiasaan baik yang akan membentuk karakter peserta didiknya.
Ing madyo
mangun karso, ditengah membangun kreativitas. Seorang guru
juga harus kreatif. Pembuatan blog oleh guru akan membuat anak didik
termotivasi untuk memanfaatkan teknologi untuk hal-hal yang positif, memotivasi
mereka untuk meningkatkan pengetahuannya. Penggunaan media pembelajaran yang
kreatif oleh guru juga dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Terakhir tut
wuri handayani, di belakang memberi dukungan. Guru harus mampu
memberikan dukungan motivasi ketika di belakang. Seorang guru pada masa ini
dituntut mampu menjadi motivator bagi anak didiknya karena tanpa adanya
motivasi seringkali para siswa malas bahkan tidak memahami tujuannya ke sekolah
(belajar)(http://trisniatma.com).
BAB III
PEMBAHASAN
Profesi
menjadi guru adalah hal yang menjadi dambaan kebanyakan orang saat ini. Hal ini
dikarenakan pemerintah mengadakan program sertifikasi yang menjadi salah satu
upaya untuk meningkatkan mutu dan kesejahteraan guru, serta berfungsi untuk
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran. Yang lebih
penting bukanlah berapa banyak gaji yang diperoleh guru melalui sertifikasi
tersebut. Tetapi seberapa besar andil atau peran guru dalam membangun
masyarakat.
Setiap
profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti
menolak profesi itu. Sebagai profesi yang mulia guru harus menjadi teladan baik
di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya, tetapi jangan
sampai hal itu menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali. Tuntutan
akan kepribadian sebagai pendidik kadang-kadang dirasakan lebih berat dibanding
dengan profesi lain.
Ungkapan
yang sering kita dengar bahwa “guru bisa digugu dan ditiru” digugu maksudnya
bahwa pesan-pesan yang disampaikan guru bisa dipercaya untuk dilaksanakan dan
pola hidupnya bisa ditiru, dicontoh atau diteladani. Guru juga sering dijadikan
panutan masyarakat. Untuk itu guru harus
mengenal nilai-nilai yang dianut dan berkembang dalam masyarakat tempat
melaksanakan tugas dan bertempat tinggal. Sebagai manusia biasa guru memiliki
berbagai kelemahan dan kekurangan. Tak ada gading yang tak retak itulah
peribahasa yang cocok buat profesi guru bahkan profesi yang lain. Guru juga
memiliki kelemahan, dan kekurangan. Tidak ada yang sempurna di dunia ini.
Guru
yang baik adalah yang menyadari kesenjangan antara apa yang diinginkan dengan
apa yang ada pada dirinya, kemudian ia menyadari kesalahan ketika memang
bersalah. Kesalahan perlu diikuti dengan sikap merasa dan tidak mengulanginya.
Keluwesan, kemudahan,
dan kemampuan dalam bergaul atau berinteraksi dengan masyarakat harus dimiliki
guru agar pergaulannya tidak kaku dan agar guru dapat diterima oleh masyarakat.
Hal ini juga berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Jika proses interaksi
berlangsung lancar maka hubungan antara guru dengan masyarakat itu pun akan
lancar, begitu pula sebaliknya.
Jika tahap interaksi
antara guru dengan masyarakat berlangsung baik maka guru dapat melaksanakan
peranannya dengan baik pula. Peranan guru dalam kehidupan masyarakat adalah
sebagai katalisator, motivator, dan dinamisator pembangunan masyarakat. Peranan
guru sebagai katalisator adalah sebagai pembaharu. Guru berperan dalam
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu tidak hanya
intelektual saja, tetapi berbagai perubahan yang lain juga perlu. Misalnya
perubahan moral, spiritual, sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya. Seorang
guru dapat menjadi pembaharu melalui pengetahuan atau wawasan yang dimiliki
dengan cara menyebarluaskan melalui perkumpulan-perkumpulan masyarakat setempat,
kegiatan-kegiatan kepemudaan, atau bahkan bisa juga melalui sosialisasi. Di
masa globalisasi ini masyarakat khususnya kaum pelajar/pemuda lebih membutuhkan
pembangunan dalam aspek moral. Mengapa demikian? Semakin mendekatnya era global,
teknologi yang ada semakin tidak mempunyai kendali. Kebudayaan barat yang ada
telah masuk ke dalam kebudayaan bangsa kita. Keadaan ini membuat moral pelajar
bangsa kita semakin carut marut. Oleh karenanya perlu adanya penyaringan
khusus. Sekarang peran guru juga penting untuk membantu pelajar untuk menyaring
hal-hal negatif selain peran keluarga itu sendiri.
Peran kedua dari
seorang guru di dalam kehidupan masyarakat yaitu sebagai motivator. Motivator
disini guru berperan sebagai penggerak atau pendorong masyarakat agar lebih
maju. Guru dituntut untuk menggerakkan potensi-potensi masyarakat yang ada,
terutama potensi Sumber Daya Manusianya (SDM). Atau bisa juga potensi Sumber
Daya Alam (SDA) yang dimiliki daerah dimana guru bertugas atau bertempat
tinggal. SDM maupun SDA tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan
misalnya kegiatan usaha, kegiatan kepemudaan, kegiatan sosialisasi kesehatan,
dan lain sebagainya. Sebagai motivator, guru juga harus mengetahui
kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang terdapat pada masyarakat, berupaya
memberikan dorongan penggugah semangat kepada masyarakat supaya bisa mengatasi
kesulitan-kesulitan dan permasalahan yang muncul dalam proses pembangunan.
Caranya ialah melalui komunikasi langsung, tatap muka, antarpribadi. Cara ini
terbukti paling efektif, karena terdapat kontak kejiwaan yang pengaruhnya besar
sekali bagi masyarakat.
Selanjutnya guru
sebagai dinamisator, guru sebagai dinamisator perlu adanya bekerja sama dengan
pemerintah daerah setempat. Guru berperan dalam meredam gejolak-gejolak yang
ada di masyarakat. Selain itu guru juga ikut berperan aktif dalam pembangunan
yang ada di masyarakat.
Dalam
kehidupan bermasyarakat guru dituntut untuk memiliki kompetensi-kompetensi
tertentu agar dalam berinteraksi dengan masyarakat terjadi kemudahan, sehingga
guru tidak dipandang sebelah mata. Kompetensi yang harus dimiliki seorang guru
misalnya kompetensi pedagogik, personal, profesional, sosial. Sedangkanhubungan
kompetensi yang dimiliki guru dengan kehidupan masyarakat lebih mengutamakan
kompetensi sosial, dimana kompetensi ini guru harus mempunyai kemampuan
berkomunikasi dengan masyarakat. Guru mengoptimalkan kemampuan tersebut untuk
mendorong potensi yang ada di masyarakat.
Guru
juga dapat berperan dalam kepemimpinan sosial. Kepemimpinan sosial ini misalnya
guru menjadi tokoh masyarakat. Guru dianggap menjadi sosok yang dapat
diteladani atau suri tauladan, dan hal ini juga membutuhkan kompetensi khusus
yaitu kompetensi personal. Kompetensi personal juga penting untuk membangun
kewibawaan seorang guru di mata masyarakat. Keseharian seorang guru menjadi
sorotan masyarakat. Perhatian masyarakat terhadap kepribadian guru misalnya
dalam hal cara guru berbicara, cara berpakaian, pola berpikir, hubungan sosial dengan
masyarakat, dan lain sebagainya.
Kompetensi pedagogik lebih mengarah pada intelektual seorang guru. Guru
berfungsi sebagai pengatur arah, perancang bahkan pelaksana. Kinerja guru yang
saling berkaitan tersebut menuntut guru untuk menjadi sosok yang profesional.Jelas
bahwa Sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh bapak pendidikan kita ki hajar
dewantoro bahwa kunci keberhasilan guru
ialahing ngarso sung
tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. Yang artinya Ing ngarso sung tulodo di
depan memberi teladan, Ing madyo mangun karso, di tengah
membangun kreativitas, dan yang terakhir tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan (motivator).
Dan hal-hal diatas tidak lepas dari kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki
oleh seorang guru.
BAB
IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwasetiap
profesi mempunyai tuntutan-tuntutan khusus, dan karenanya bila menolak berarti
menolak profesi itu. Sebagai profesi yang mulia guru harus menjadi teladan baik
di dalam melaksanakan tugasnya maupun dalam seluruh kehidupannya, tetapi jangan
sampai hal itu menjadikan guru tidak memiliki kebebasan sama sekali.
Selain mempunyai peran sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih, penasehat, bahkan sebagai peneliti. Guru memiliki peran
penting dalam kehidupan masyarakat. Peranan penting itu sebagai katalisator,
motivator, dan dinamisator.Keluwesan, kemudahan,
dan kemampuan dalam bergaul atau berinteraksi dengan masyarakat harus dimiliki
guru agar pergaulannya tidak kaku dan agar guru dapat diterima oleh masyarakat.
Peranan guru sebagai katalisator adalah
sebagai pembaharu. Guru berperan dalam melakukan perubahan ke arah yang lebih
baik. Perubahan itu tidak hanya intelektual saja, tetapi berbagai perubahan
yang lain juga perlu. Misalnya perubahan moral, spiritual, sosial, kebiasaan,
dan lain sebagainya.
Peran kedua dari seorang guru di dalam
kehidupan masyarakat yaitu sebagai motivator. Motivator disini guru berperan
sebagai penggerak atau pendorong masyarakat agar lebih maju. Guru dituntut
untuk menggerakkan potensi-potensi masyarakat yang ada, misalnya potensi Sumber
Daya Manusianya (SDM) atau potensi Sumber Daya Alam (SDA).
Selanjutnya guru sebagai dinamisator,
guru sebagai dinamisator perlu adanya bekerja sama dengan pemerintah daerah
setempat. Guru berperan dalam meredam gejolak-gejolak yang ada di masyarakat.
Kompetensi yang harus dimiliki seorang
guru misalnya kompetensi pedagogik, personal, profesional, sosial. Sedangkan
hubungan kompetensi yang dimiliki guru dengan kehidupan masyarakat lebih
mengutamakan kompetensi sosial, dimana kompetensi ini guru harus mempunyai
kemampuan berkomunikasi dengan masyarakat.
Sesuai dengan apa yang di jelaskan oleh bapak
pendidikan kita ki hajar dewantoro bahwa kunci keberhasilan guru ialahing ngarso sung tulodo, ing madyo
mangun karso, tut wuri
handayani. Yang artinya Ing ngarso
sung tulodo di depan memberi teladan, Ing madyo
mangun karso, di tengah
membangun kreativitas, dan yang terakhir tut wuri handayani, di belakang memberi dukungan (motivator).
B.
Saran
a. Kita harus lebih menghargai jasa-jasa guru kita
b. Jangan memandang profesi guru sebelah mata
c.
Sebagai
calon pendidik kita harus berupaya meningkatkan kompetensi-kompetensi yang
harus kita miliki agar menjadi pendidik yang sesuai dengan tuntutan profesi
Sangat komplit sekali postingannya
BalasHapusMOTIVATOR SOLO
semoga lulus dan jadi pengabdi masyarakat :)
BalasHapusNasi Kotak Semarang